NILAI-NILAI PANCASILA BAGI GENERASI MILENIAL
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata Sanskerta yaitu, panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila tercantum pada paragraf ke-4 preambule (pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila merupakan cerminan karakter bangsa dan negara Indonesia yang beragam, hal itu dapat terlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia, kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup dan pedoman bangsa Indonesia.
Masa remaja milenial adalah masa yang memiliki kepekaan yang begitu kuat terhadap hal-hal yang baru. Remaja milenial sangat mudah beradaptasi terhadap sesuatu yang baru tersebut. Salah satunya adalah media sosial yang begitu banyak menawarkan fitur-fitur yang mengasyikkan, sehingga para remaja milenial dengan sangat mudah tergiur oleh fitur-fitur tersebut tanpa mempedulikan konten-konten yang terkandung didalamnya positif atau negatif. Hal ini sebenarnya menjadi sebuah ujian bagi para remaja milenial bagaimana mereka bisa mengawas diri untuk bertindak sebagaimana etika yang berlaku.
Dapat diketahui beberapa perilaku generasi milenial saat ini, diantaranya:
1. Pada sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.Ketika pengamatan dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat, terutama dikalangan mahasiswa yang tidak menjalankan kewajibannya dalam beribadah. Contohnya adalah saat adzan dzuhur berkumandang, masih banyak masyarakat dan mahasiswa yangtetap berada di tempat mereka berkumpul bahkan sampai adzan ashar berkumandang. Terlihat sangat jelas bahwa mereka memang dengan sengaja berniat untuk meninggalkan kewajiban beribadahnya.
2. Pada sila kedua, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Sikap individual terlihat sangat jelas ditengah sebuah perkumpulan. Masyarakat milenial hanya berfokus pada gawai yang mereka miliki. Meskipun ada teman disekelilingnya, mereka tetap saja berfokus pada gawai dan tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya. Selain itu, masih ditemui suatu kelompok yang membela hal yang tidak benar. Peristiwa ini dapat terjadi hanya karena teman satu kelompoknya terlibat dalam melakukan kesalahan.
3. Pada sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Masih terjadi kericuhan dalam menuntut keadilan bagi masyarakat minoritas disuatu daerah. Padahal permasalahan seperti ini masih bisa diselesaikan dengan cara yang baik tanpa melibatkan kekerasan.
4. Pada sila keempat, yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Masih telihat sikap seseorang yang tidak mau menghargai pendapat orang lain ketika berdiskusi dan memilih untuk tidak hadir dalam sebuah rapat. Hal ini terjadi karena mereka menganggap bahwa pendapat yang tidak sesuai itu merupakan sesuatu yang salah. Selain merasa paling benar, sikap seperti ini diperparah dengan dilakukannya pemaksaan saat memilih sesuatu.
5. Pada sila kelima yaitu, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Penerapan sila ini dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah sudah pudar. Hal ini kemudaian memunculkan sikap-sikap baru yang meliputi sikap pilih kasih dalam pergaulan masyarakat, saling berkelompok dan memilih dalam berteman, rasa gotong royong yang semakin memudar, melanggar aturan lalu lintas, kelompok yang merusak fasilitas umum, membuang sampah sembarangan, melakukan tindak korupsi uang serta tidak mau bekerja sama ketika ada teman membutuhkan bantuan.
Dari kelima sila yang sudah dipaparkan tersebut, terlihat jelas sikap yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak menerapkan nilai-nilai Pancasila yang sudah ada di Indonesia. Maka dari itu, perlu dilakukan penanaman kembali nilai-nilai Pancasila pada masyarakat, terutama bagi generasi milenial. Generasi milenial saat ini seharusnya sudah menyadari bahwa mereka merupakan harapan bangsa yang diandalkan dalam membangun untuk mengejar keterbelakangan. Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis, mereka yang menjadi penentu maju atau mundurnya suatu bangsa. Kita harus bisa menjalankan tugas dan kewajiban kita sebagai generasi penerus bangsa yaitu mampu melakukan perubahan. Peran kita sebagai masyarakat milenial dalam kondisi ini yaitu harus terlibat langsung dalam memperbaiki keadaan bangsa. Selain itu, kita juga perlu untuk terus belajar menjadi generasi yang mandiri agar nantinya kita bisa menyelamatkan bangsa ini dari
Nama Kelompok :
1. Istiqomah
2. Munasirotul Mutmainnah
Komentar
Posting Komentar