NILAI-NILAI PANCASILA
Di era global dengan ciri dunia tanpa batas, dunia datar (dunia maya) secara langsung maupun tidak langsung banyak ideologi asing yang gencar menerpa masyarakat Indonesia. Hal ini terkadang tidak disadari oleh masyarakat kita, bahkan mereka banyak yang menganggap bahwa nilai-nilai dan ideologi asing justru menjadi pandangan hidupnya seperti materialisme, hedonisme, konsumerisme. Materialisme dalam hal ini diartikan sebagai sikap hidup yang mengagungkan materi atau benda-benda. Ukuran keberhasilan atau kesuksesan seseorang dipandang dari sudut materi yang dimiliki (uang, harta benda/kekayaan) sehingga sering mengabaikan etos kerja dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian lama kelamaan orang menjadi kurang menghargai orang lain dari sisi spiritualitasnya (seseorang dihargai karena kekayaan materi, bukan kekayaan batin yang dimiliki). Hedonisme adalah suatu paham dan sikap hidup yang mengejar kenikmatan dan kesenangan duniawi dengan orientasi pada pemuasan kebutuhan hidup secara fisik, seperti senang menikmati makanan mahal/berkelas, gaya hidup metropolit dengan dunia gemerlap di mana seks bebas, merokok, narkoba, minum alkohol menjadi bagian yang sering tak dapat dipisahkan. Gejala yang lain, kecenderungan masyarakat Indonesia yang tampak menggejala saat ini adalah konsumerisme, yaitu suatu sikap dan
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata Sanskerta yaitu, panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila tercantum pada paragraf ke-4 preambule (pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila merupakan cerminan karakter bangsa dan negara Indonesia yang beragam, hal itu dapat terlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia, kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup dan pedoman bangsa Indonesia.
Masa remaja milenial adalah masa yang memiliki kepekaan yang begitu kuat terhadap hal-hal yang baru. Remaja milenial sangat mudah beradaptasi terhadap sesuatu yang baru tersebut. Salah satunya adalah media sosial yang begitu banyak menawarkan fitur-fitur yang mengasyikkan, sehingga para remaja milenial dengan sangat mudah tergiur oleh fitur-fitur tersebut tanpa mempedulikan konten-konten yang terkandung didalamnya positif atau negatif. Hal ini sebenarnya menjadi sebuah ujian bagi para remaja milenial bagaimana mereka bisa mengawas diri untuk bertindak sebagaimana etika yang berlaku.
Dapat diketahui beberapa perilaku generasi milenial saat ini, diantaranya:
1. Pada sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.Ketika pengamatan dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat, terutama dikalangan mahasiswa yang tidak menjalankan kewajibannya dalam beribadah. Contohnya adalah saat adzan dzuhur berkumandang, masih banyak masyarakat dan mahasiswa yangtetap berada di tempat mereka berkumpul bahkan sampai adzan ashar berkumandang. Terlihat sangat jelas bahwa mereka memang dengan sengaja berniat untuk meninggalkan kewajiban beribadahnya.
2. Pada sila kedua, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Sikap individual terlihat sangat jelas ditengah sebuah perkumpulan. Masyarakat milenial hanya berfokus pada gawai yang mereka miliki. Meskipun ada teman disekelilingnya, mereka tetap saja berfokus pada gawai dan tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya. Selain itu, masih ditemui suatu kelompok yang membela hal yang tidak benar. Peristiwa ini dapat terjadi hanya karena teman satu kelompoknya terlibat dalam melakukan kesalahan.
3. Pada sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Masih terjadi kericuhan dalam menuntut keadilan bagi masyarakat minoritas disuatu daerah. Padahal permasalahan seperti ini masih bisa diselesaikan dengan cara yang baik tanpa melibatkan kekerasan.
4. Pada sila keempat, yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Masih telihat sikap seseorang yang tidak mau menghargai pendapat orang lain ketika berdiskusi dan memilih untuk tidak hadir dalam sebuah rapat. Hal ini terjadi karena mereka menganggap bahwa pendapat yang tidak sesuai itu merupakan sesuatu yang salah. Selain merasa paling benar, sikap seperti ini diperparah dengan dilakukannya pemaksaan saat memilih sesuatu.
5. Pada sila kelima yaitu, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Penerapan sila ini dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah sudah pudar. Hal ini kemudaian memunculkan sikap-sikap baru yang meliputi sikap pilih kasih dalam pergaulan masyarakat, saling berkelompok dan memilih dalam berteman, rasa gotong royong yang semakin memudar, melanggar aturan lalu lintas, kelompok yang merusak fasilitas umum, membuang sampah sembarangan, melakukan tindak korupsi uang serta tidak mau bekerja sama ketika ada teman membutuhkan bantuan.
Dari kelima sila yang sudah dipaparkan tersebut, terlihat jelas sikap yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak menerapkan nilai-nilai Pancasila yang sudah ada di Indonesia. Maka dari itu, perlu dilakukan penanaman kembali nilai-nilai Pancasila pada masyarakat, terutama bagi generasi milenial. Generasi milenial saat ini seharusnya sudah menyadari bahwa mereka merupakan harapan bangsa yang diandalkan dalam membangun untuk mengejar keterbelakangan. Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis, mereka yang menjadi penentu maju atau mundurnya suatu bangsa. Kita harus bisa menjalankan tugas dan kewajiban kita sebagai generasi penerus bangsa yaitu mampu melakukan perubahan. Peran kita sebagai masyarakat milenial dalam kondisi ini yaitu harus terlibat langsung dalam memperbaiki keadaan bangsa. Selain itu, kita juga perlu untuk terus belajar menjadi generasi yang mandiri agar nantinya kita bisa menyelamatkan bangsa ini dari
Apa saja contoh dalam menerapan nilai-nilai pancasila di kehidupan sehari-hari pada setiap sila? Sebelum mengetahui dan nengamalkan penerapan nilai-nilai pancasila, kalian perlu paham dulu apa pengertian nilai.
Pengertian Nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Nilai mengandung cita-cita, harapan, dambaan, dan keharusan. Nilai terdiri atas nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian. Berikut penjabarannya :
a. Nilai material adalah semua yang berguna bagi kehidupan jasmani atau rohani manusia.
b. Nilai vital adalah semua yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian adalah semua yang beguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian terdiri atas:
• Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, dan cipta) manusia
• Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan manusia
• Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa) manusia
• Nilai religius merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak, serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Tulisan ini di peruntukan memenuhi mata kuliah bahasa Indonesia
Oleh :
Laras Sukma Arum Melati
Komentar
Posting Komentar