Pancasila dalam jiwa seorang mahasiswa
Bagaikan sebuah rumah bila ingin berdiri kokoh maka perlu ada tiang yang kuat untuk menyokongnya. Begitu pula sebuah negara akan berdiri dengan kokoh jika ada tiang yang menguatkannya menghadapi berbagai guncangan yang datang silih berganti. Seperti bumi Pertiwi kita yaitu Indonesia memiliki lima pilar kehidupan yang menjadi sebuah perisai untuk berbagai aspek kehidupan. Pilar-pilar itu disebut sebagai Pancasila. Mulai dari hak, kewajiban, tingkah laku hingga hukum, semua terhubung menjadi satu pada Pancasila yang menjadi tolak ukur segalanya. Pancasila terdiri dari ketuhanan, keadilan, persatuan, kemusyawatan dan sosial semua tergabung menjadi satu.
Namun mengapa dimasa yang modern ini, jika diperhatikan dengan seksama Pancasila mulai kehilangan kewibawaannya hilang tak bermakna dan hanya dikenal sebagai lambang negara saja. Apa yang menyebabkan hilangnya makna Pancasila ini? Hukum yang mulai melenceng jauh dari Pancasila, tingkah laku para generasi muda yang tak kenal berbudi luhur, bahkan untuk sekedar mengingat apa saja sila-sila yang terkandung dalam Pancasila saja mereka tidak hafal. Jika sudah seperti ini siapa yang bisa membawa perubahan untuk bangsa ini.
Mahasiswa adalah para muda mudi yang tengah mengenyam pendidikan dibangku perkuliahan dimana mereka dituntut untuk berfikir kritis untuk menghadapi setiap hal yang mereka jalani. Mahasiswa telah mencatat sejarah pada tahun 1998 menyuarakan suara rakyat. Tidak menuntut kemungkinan para mahasiswa juga bisa mengembalikan peran Pancasila sebagaimana mestinya. Karena untuk ukuran seorang mahasiswa bukan waktunya lagi bagi mereka menghafal sila-sila Pancasila, melainkan sudah harus mulai mengamalkan dan menerapkan apa saja yang terkandung didalam tiap sila Pancasila tersebut.
Lalu apa saja yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa sebelum mempertahankan Pancasila sebagai mana mestinya? Tentunya dimulai dari memperbaiki tingkah laku yang mencerminkan Pancasila. Adapun berikut ini perilaku mahasiswa yang harus diterapkan, antara lain ;
1. Menjunjung tinggi nilai ketaqwaan
Generasi yang hebat adalah generasi yang selalu membawa ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Karena mereka sadar semua yang kita jalankan tidak akan berjalan lancar tanpa adanya ridho dari-Nya. Hal ini terkandung dalam butir-butir Pancasila sila pertama yang berbunyi “manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Selalu bersikap adil
Indonesia memiliki berbagai macam suku, ras, agama dan budaya yang berbeda-beda. Sebagai calon pemimpin bangsa harus mengedepankan sikap adil dalam setiap kesempatan bahkan sekecil apapun peristiwa yang terjadi tetap mengedepankan sikap adil. Hal ini terkandung dalam butir-butir Pancasila sila kedua yang berbunyi “mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya”.
3. Mempertahankan persatuan bangsa
Arti dari mempertahankan persatuan bangsa bukan berarti para generasi muda harus siap berdiri di garda depan. Melainkan melalui hal kecil saja sudah termasuk mempertahankan persatuan bangsa, seperti melestarikan budaya bangsa baik tari daerah, makanan daerah, bahasa daerah. Jangan sampai budaya bangsa tergantikan dengan budaya dari barat. Hal ini terkandung dalam butir-butir Pancasila sila ketiga yang berbunyi “mengembangkan rasa kebanggaan kebangsaan dan bertanah air Indonesia.
4. Berpikir kritis dan mengedepankan musyawarah mufakat
Sebagai seorang mahasiswa apapun informasi yang didapat tidak boleh langsung ditelan mentah-mentah melainkan harus perlu ditelusuri kebenaran informasi tersebut hingga memunculkan pemikiran yang kritis sesuai dengan dasar yang digenggam yaitu Pancasila. Begitupun bila terhadang oleh sebuah konflik alangkah baiknya melakukan musyawarah mufakat sebelum melangkah kejalan yang bisa saja memperburuk keadaan. Hal ini juga terkandung dalam butir-butir Pancasila sila keempat yang berbunyi “mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama”.
5. Berbudi luhur
Tak hanya memiliki kecerdasan yang baik, seorang mahasiswa atau generasi muda juga harus dibekali dengan tata krama hingga menciptakan sikap yang santun dan berbudi luhur. Hal ini terkandung pula dalam butir-butir Pancasila sila kelima yaitu “mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong”.
Penulis menyadari dalam segi pemahaman masih terbilang kurang, oleh karena itu penulis berharap saran dan masukan yang membangun dari pembaca. Silahkan tinggalkan kesan kalian dikolom komentar ya. Sekian dari penulis terima kasih banyak dan semoga bermanfaat ...
Pancasila kuat, Indonesia jaya !! Salam pergerakan !!
Ket Artikel
Penulis :
1. Aulia Khoirun Nisa
2. Isti Kusmaning Ayu Indah Purwanti
Komentar
Posting Komentar